Jakarta, 15 Oktober 2025 — Pemerintah bersama mitra swasta terus memperkuat komitmen dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi. Melalui kegiatan Edukasi Media “Sukseskan Sepekan Mengejar Imunisasi (PENARI): Selamatkan Nyawa dari Penyakit Berbahaya”, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan dukungan PT Takeda Innovative Medicines mengajak seluruh pihak untuk berperan aktif melindungi masyarakat dari penyakit menular yang dapat dicegah dengan vaksin.
Data WHO tahun 2023 juga mencatat sebanyak 14,5 juta anak di dunia tidak mendapatkan imunisasi (zero dose). Indonesia berada di peringkat keenam tertinggi, dengan 1,35 juta anak belum menerima imunisasi dasar pada periode 2019–2023.
Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan RI dr. Prima Yosephine, M.K.M., menegaskan bahwa imunisasi memiliki peran vital dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah vaksin.
“Melalui program imunisasi rutin nasional, Indonesia berhasil menurunkan secara signifikan kasus penyakit seperti difteri, tetanus, campak, rubella, hepatitis B, dan polio. Indonesia bebas polio sejak 2014 dan berhasil menurunkan lebih dari 90% kasus campak dalam dua dekade terakhir,” ujarnya.
dr. Prima menambahkan, kegiatan Sepekan Mengejar Imunisasi (PENARI) dilaksanakan untuk menjangkau anak-anak yang belum pernah atau belum lengkap imunisasinya.
“Kami mengajak keluarga untuk memeriksa status imunisasi anak dan melengkapinya sesuai jadwal. Imunisasi tidak hanya melindungi individu, tapi juga masyarakat melalui kekebalan kelompok. Tidak ada kata terlambat untuk imunisasi,” tegasnya.
Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), turut menjelaskan bahwa imunisasi adalah langkah pencegahan paling efektif dalam melindungi anak-anak.
“Melalui imunisasi, tubuh dilatih mengenali dan melawan penyakit dengan cepat. Anak yang lengkap imunisasinya tumbuh lebih sehat, memiliki daya tahan lebih baik, dan terhindar dari risiko stunting,” ujarnya.
Prof. Hartono juga meluruskan sejumlah hoaks di masyarakat. “Vaksin diproduksi sesuai standar ketat dan telah melewati uji klinis BPOM. Demam setelah imunisasi bersifat ringan dan sementara, jauh lebih kecil dibanding risiko penyakit berat bila tidak diimunisasi,” jelasnya.
Kolaborasi Pemerintah dan Swasta. Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyampaikan apresiasinya terhadap Kementerian Kesehatan.
“Imunisasi adalah intervensi kesehatan paling berdampak dalam sejarah. Takeda mendukung penuh komitmen Kementerian Kesehatan untuk memperluas akses imunisasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui edukasi dan kolaborasi,” ujarnya.
Andreas juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.
“Kemajuan kesehatan tidak dapat dicapai sendiri. Diperlukan sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, media, dan sektor swasta untuk memperkuat kesadaran pencegahan penyakit,” tambahnya.
Sebagai bentuk nyata dukungan, Takeda juga mengadakan program vaksinasi untuk karyawan dan keluarga, serta terus mendorong masyarakat untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai vaksinasi yang direkomendasikan oleh IDAI dan PAPDI.
Imunisasi untuk Indonesia Sehat dan Tangguh. Melalui inisiatif PENARI, pemerintah berharap masyarakat makin sadar akan pentingnya imunisasi lengkap untuk seluruh keluarga. Upaya bersama ini tidak hanya melindungi anak-anak dari penyakit menular, tetapi juga memperkuat ketahanan kesehatan nasional.
“Mari jadikan PENARI sebagai momentum untuk bergerak bersama menuju Indonesia yang lebih sehat, tangguh, dan terlindungi dari penyakit berbahaya,” tutup Andreas.